Kamis, 15 Februari 2018

MAJZUBIEN ( ORANG YANG DIALIRI GETARAN DAYA TARIK HAQ )




AL MAJZUBIEN

1-PERBEDAAN SALIK DAN MAJZUB DALAM KITAB AL HIKAM

Di dalam Kitab Al Hikam Ibnu Atho'illah Al Askandary disebutkan

Dalla bi wujudi atsari -wa ala wujudi asma'ihi-wa bi wujudi asma'ihi ala stubuti auw shifati-wa stubuti auw shofatihi ala wujudi zatihi-iz mahalun any yaquwmal washfa binafsihi-Bi arbabul jazbi yaksyifu lahum ila ang kamaliz zatihi-stumma yarodduhum ila syuhudi shofatihi -stumma yarji'uhum ila ta'alluqi bi ama'ihi-stumma yarodduhum ila syuhudi atsarihi-Wa salikun ala a'ksi zalika fatihayatus salikin-bi dayatul majzubien wa bidayatus salikinu nihayatul majzubien-lakilla bimaknan wahidin farubbamal taqoya fitthoriqi -haza fi taroqihi-wa haza fi tadallih-
 

Terbukti dengan adanya alam semesta,adanya nama nama zatnya,adanya nama nama sifatnya,adanya sifat sifat zatnya,setiap zat pasti ada sifatnya,sifat tidak mungkin berdiri sendiri tanpa zatnya
 

Maka orang Majzub ( orang yang yang dialiri getaran daya tarik zatnya)dialah yang pertama kali mengenal dan terbuka baginya tentangkesempurnaan zatnya.
 

Kemudian menurun kepada orang yang mengenal/melihat sifatnya,kemudian menurun kepada orang yang mengenal/melihat as'manya,kemudian menurun kepada orang yang mengenal/melihat af'alnya,Dan sebaliknya orang orang salik mencari dari bawah ke atas dan puncak pencapaian akhir orang salik hanya sampai kepadapermulaan/awal orang majzubien ( orang yang dialiri oleh getaran daya tarik zatnya) .
 

Adapun puncak akhir bagi orang majzubien adalah pada awal/permulaan orang salik.Tetapi orang majzub dan orang salik berbeda,tidak sama dalam segala galanya.ketika orang salik mendaki mencari ilmu dari bawah ke atas.orang majzubien malah turun dari atas ke bawah.Hanya kadang mereka betemu ditengah perjalanan,namun ada yang naikdan ada yang turun.

 2-MAKRIFAT BAGI ORANG MAJZUB

Tidak sama dengan ilmu pengetahuan yang diperoleh secara biasa (Ma’rifat talimiyat), ilmu laduni bersifat tetap dan tidak dapat hilang atau terlupakan. Seseorang yang telah dianugrahi ilmu laduni disebut dengan ‘alim sejati’ (alim yang sebenarnya). Sebaliknya, seseorang yang tidak memperoleh dari ilmu laduni, belum bisa disebut sebagai alim sejati.

Hal ini dinyatakan oleh Abu Yazid al Bistami bahwa

“Tidaklah disebut sebagai alim (ma’rifat al-mazjub) jika seseorang masih memeproleh ilmunya dari hapalan-hapalan kitab, karena seseorang yang memperoleh ilmunya dari hapalan, pasti akan mudah melupakan ilmunya. Dan apabila ia lupa, maka bodohlah ia”


Seorang yang ‘alim (ma’rifat laduniyah) adalah orang yang memeproleh ilmunya langsung dari Allah menurut waktu yang dikehendaki-Nya, dengan tidak melalui hapalan dan pelajaran. Orang seperti ini pula menurut Muhammad Nafis disebut sebagai ‘alim ar-Rabani -orang yang berpengetahuan ketuhanan-.

Seperti yang disebutkan dalam Kitab Al Hikam Ibnu Atha'illah Al Askandary

Ma’rifat laduniyah juga dapat disebut Ma’rifat orang Majzub( orang yang dialiri oleh getaran daya tarik haq) juga dapat disebut ‘alim ar-Rabani yaitu orang yang langsung dibukakan oleh Tuhan untuk mengenal kepada-Nya. Jalannya langsung dari atas dengan menyaksikan Dzat yang Suci, kemudian turun dengan melihat sifat-sifat-Nya, kemudian kemudian kembali bergantung kepada nama-nama-Nya,kemudian turun kepada yang mengenal af'alNya.

Disebutkan pula dalam Kitab Al Hikam Ibnu Atha'illah Al Askandary." Bi arbabul jizby wayangkasyifulahu kamiluz zatihi " yaitu orang orang yang dialiri daya tarik haq tersebut yang pertama mengenal kesempurnaan zatnya.

Tingkatan oerang majzub atau orang yang dialiri oleh getaran daya tarik haq ,disebutkan dalam Kitab Al Hikam Ibnu Atha'illah Al Askandary " Bahwa puncak orang salik adalah awal permulaan orang majzub,orang salik menuntut dan mencari dari bawah ke atas,namun orang majzub menurun dari mengenal kesempurnaan zat,kepada mengenal sifat-sifat,mengenal asma'-asma',dan kepada af'alNya.

Tinjaun secara ilmiah

Sulthan adalah sebuah kekuatan atau energi yang terdapat pada semesta ini, Syarikul Autad adalah kumpulan kekuatan kekuatan yang merupakan pusat energi atau dapat dikatakan inti zat yang selalu dikejar oleh ion ionnya sehingga menimbulkan gerak getaran gelombang yang terus menerus di alam ini dan terjadi senyawa senyawa baru dari ion ion yang melepaskan diri dengan ledakan ledakannya.

Jizbatul Haqqul Karomah adalah kekuatan daya tarik atau magnit kebenaran dari kemuliannya.atau dapat dikatakan daya tarik positip yang menjadi aura pada sebuah kekuatan.

Sulthan Syarikul Autad Jizbatul Haqqul Karomah,merupakan kekuatan daya tarik haq adalah fitrah yang meliputi fartikel zat semesta.yang merupakan potensi yang terdapat pada diri manusia.

Maspanji Sangaji Samaguna Indonesia ( MPSSGI ) adalah sebuah wadah sebagai tempat latihan untuk menumbuhkanan,pengembangan potensi jizby atau daya tarik yang nerupakan natural magnetik yang terdapat pada tubuh manusia.Apabila Jizby/jazbah atau daya tarik ini tumbuh kuat pada tubuh,maka tubuh akan bergetar.

Di dalam Kitab Darun Nafis Syeikh Al Banjari disebutkan ," Sebuah Daya Tarik,dan dari beberapa Daya Tarik Haq,tidak dapat disamakan dengan segala amalan bangsa jin dan manusia yang berat berat ",hal ini menjelaskan perbandingan kekuatan antara Jazbah/Daya Tarik Haq dan amalan.Dari satu biji zarah Daya Tarik Haq kadarnya lebih kuat dari segala amalan bangsa jin dan manusia yang staqoliyn yaitu amalan bangsa jin dan manusia yang berat berat.

Seperti kata Syeikh Al Jauhari orang orang yang dialiri oleh jizby atau daya tarik ini,maka tubuhnya akan bergetar,ibarat sepotong jarum yang didekatkan dengan magnit,Apabila potensi jazbah ini sudah tumbuh kuat pada diri manusia,dengan latihan latihan tertentu yang dikembangkan oeh Maspanji Sangaji Samaguna Indonesia ,maka jizby tersebut dapat digunakan untuk berbagai macam kebutuhan yang bersifat dzohir maupun bathin.


3-PERBEDAAN JAZBAH DAN SULUK

Para Masyaikh Naqsabandiyah mengatakan bahwa:

Meneruskan Zikir Ismu Zat akan menghasilkan Jazbah,Jazbah adalah daya tarikan daripada Allah dengan cepat,Zikir Nafi Itsbat akan menghasilkan perjalanan Suluk dengan cepat.Seseorang yang telah mendapatkan Jazbah/daya tarik oleh Allah swt dengan ciri cirinya seluruh tubuhnya bergetar ,digelarkan sebagai Mazjub Salik/majzubien ketika seseorangyang menempuh Suluk dengan Taufiq Allah swt,orang tersebut dipanggil sebagai Salik Mazjub.


4-PERBEDAAN ANTARA SALIK DAN MAJZUB

Ada perbedaan yang jelas antara Salik Mazjub dan Majzub Salik.Seorang Salik Mazjub telah melalui berbagai peringkat keruhaniandan mengetahui tentang seluk-beluk dalam perjalanan keruhanian.

Seorang Mazjub Salik adalah seperti seorang yang telah dibawa kekuatan daya tarik zatnya di dalam sebuah kekuatan daya tarik tanpa usahanya sendiridan tanpa hawa nafsu,pemikirin, keinginan dan kepandaian,hanya dengan daya tarikan zat atau Jazbah/jizby yang bergetar dengan gerak gelombang haq ,mereka mengenal segala rahasia ilahi semata mata karena jazbah/jizby,Jazbah akan bergerak dengan getaran refleksi zatnya.

Dalam Suluk, seseorang Salik menempuh perjalanan keruhanian dengan usaha dan amalannya,tetapi dalam Jazbah, segala peningkatan keruhanian  adalah sematamata limpahan karunia dari Allah swt.Selagi tidak ada Jazbah/ daya tarikan zatnya,maka seseorang itu tidak akan dapat mencapai darjat WilayatYaitu derajat Kewalian dari sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala 


5-PENDAPAT SYEIKH AHMAD FATANI TENTANG MAJZUB

Orang majzub adalah orang yang ditarik oleh kekuatan daya tarik Allah Taala ciri ciri majzub itu nyata,adalah seluruh tubuh bergetar dengan jizbynya atau grafitasi haq.

Diri ditarik bagai tarikan magnit kepada beberapa hal hal yang mulia dan kepada beberapa maqam yang tinggi dalam ilmu .daya tarik haq yang menarik dengan tempo yang singkat.Tarikan tersebut tanpa menggunakan kemauan ,pikiran dan kepandaian.
 

Orang ini dapat sampai kepada segala hal dan dapat mengenal segala maqam dalam masa yang singkat. seperti orang menaiki keretapi express dalam tempo 30 hari untuk perjalanan dapat dicapai dengan 3 hari saja Itulah perbandingan orang Majzub dan orang salik,
 

Kekuatan getaran daya tarik haqq itu berlaku pada orang orang rabbany yaitu mereka yang sudah tertarik oleh kekuatan atau Sulthan Syarikul Autadil Haq,ibarat sepotong jarum yang ditarik oleh magnit,sehingga seluruh tubuhnya bergetar.

Orang yang telah menafikan/meniadakan sifat sifat dirinya,dan sifat sifat kekuatan getaran haq menjadi gerak getaran gelombangnya pada dirinya,sehingga mereka tak memiliki daya kekuatan kecuali kekuatan jizbatul haq/kekuatan daya tarik haq.
 

Orang tertarik oleh kekuatan jazbah kepada sifat sifat Rabbaniyah, mereka dapat melihat rahasia rahasia asyiak disisi asyiak.

Segalanya terbuka baginya,semata mata dengan autadillah tiada daya dan upaya pada dirinya,tiadalah kekuatan dirinya ,fana'lah segala kekuatan dirinya yang ada dan nyata hanyalah sulthonulloh dalam gerak getaran gelombang haq,yaitu kekuatan haq yang menarik dengan daya tariknya jazbatul haqqul karomah,atau kekuatan kekuatan daya tarik kemuliannya .kekuatan itulah yang menarik dengan kekuatan zat,sifat,asma' dan af'alnya