AL MAJZUBIEN
1-PERBEDAAN SALIK DAN MAJZUB DALAM KITAB AL HIKAM
Di dalam Kitab Al Hikam Ibnu Atho'illah Al Askandary disebutkan
Dalla bi wujudi atsari -wa ala wujudi asma'ihi-wa bi wujudi asma'ihi
ala stubuti auw shifati-wa stubuti auw shofatihi ala wujudi zatihi-iz
mahalun any yaquwmal washfa binafsihi-Bi arbabul jazbi yaksyifu lahum
ila ang kamaliz zatihi-stumma yarodduhum ila syuhudi shofatihi -stumma
yarji'uhum ila ta'alluqi bi ama'ihi-stumma yarodduhum ila syuhudi
atsarihi-Wa salikun al
a a'ksi zalika
fatihayatus salikin-bi dayatul majzubien wa bidayatus salikinu nihayatul
majzubien-lakilla bimaknan wahidin farubbamal taqoya fitthoriqi -haza
fi taroqihi-wa haza fi tadallih-
Terbukti dengan adanya alam semesta,adanya nama nama zatnya,adanya nama nama sifatnya,adanya sifat sifat zatnya,setiap zat pasti ada sifatnya,sifat tidak mungkin berdiri sendiri tanpa zatnya
Maka orang Majzub ( orang yang yang dialiri getaran daya tarik zatnya)dialah yang pertama kali mengenal dan terbuka baginya tentangkesempurnaan zatnya.
Kemudian menurun kepada orang yang mengenal/melihat sifatnya,kemudian menurun kepada orang yang mengenal/melihat as'manya,kemudian menurun kepada orang yang mengenal/melihat af'alnya,Dan sebaliknya orang orang salik mencari dari bawah ke atas dan puncak pencapaian akhir orang salik hanya sampai kepadapermulaan/awal orang majzubien ( orang yang dialiri oleh getaran daya tarik zatnya) .
Adapun puncak akhir bagi orang majzubien adalah pada awal/permulaan orang salik.Tetapi orang majzub dan orang salik berbeda,tidak sama dalam segala galanya.ketika orang salik mendaki mencari ilmu dari bawah ke atas.orang majzubien malah turun dari atas ke bawah.Hanya kadang mereka betemu ditengah perjalanan,namun ada yang naikdan ada yang turun.
2-MAKRIFAT BAGI ORANG MAJZUB
Tidak sama dengan ilmu pengetahuan yang diperoleh secara biasa
(Ma’rifat talimiyat), ilmu laduni bersifat tetap dan tidak dapat hilang
atau terlupakan. Seseorang yang telah dianugrahi ilmu laduni disebut
dengan ‘alim sejati’ (alim yang sebenarnya). Sebaliknya, seseorang yang
tidak memperoleh dari ilmu laduni, belum bisa disebut sebagai alim
sejati.
Hal ini dinyatakan oleh Abu Yazid al Bistami bahwa
“Tidaklah disebut sebagai alim (ma’rifat al-mazjub) jika seseorang masih meme
proleh
ilmunya dari hapalan-hapalan kitab, karena seseorang yang memperoleh
ilmunya dari hapalan, pasti akan mudah melupakan ilmunya. Dan apabila ia
lupa, maka bodohlah ia”
Seorang yang ‘alim (ma’rifat laduniyah) adalah orang yang memeproleh
ilmunya langsung dari Allah menurut waktu yang dikehendaki-Nya, dengan
tidak melalui hapalan dan pelajaran. Orang seperti ini pula menurut
Muhammad Nafis disebut sebagai ‘alim ar-Rabani -orang yang
berpengetahuan ketuhanan-.
Seperti yang disebutkan dalam Kitab Al Hikam Ibnu Atha'illah Al Askandary
Ma’rifat laduniyah
juga dapat disebut Ma’rifat orang Majzub( orang yang dialiri oleh
getaran daya tarik haq) juga dapat disebut ‘alim ar-Rabani yaitu orang
yang langsung dibukakan oleh Tuhan untuk mengenal kepada-Nya. Jalannya
langsung dari atas dengan menyaksikan Dzat yang Suci, kemudian
turun dengan melihat sifat-sifat-Nya, kemudian kemudian kembali
bergantung kepada nama-nama-Nya,kemudian turun kepada yang mengenal
af'alNya.
Disebutkan pula dalam Kitab Al Hikam Ibnu Atha'illah Al Askandary." Bi
arbabul jizby wayangkasyifulahu kamiluz zatihi " yaitu orang orang yang
dialiri daya tarik haq tersebut yang pertama mengenal kesempurnaan
zatnya.
Tingkatan oerang majzub atau orang yang dialiri oleh getaran daya tarik
haq ,disebutkan dalam Kitab Al Hikam Ibnu Atha'illah Al Askandary "
Bahwa puncak orang salik adalah awal permulaan orang majzub,orang salik
menuntut dan mencari dari bawah ke atas,namun orang majzub menurun dari
mengenal kesempurnaan zat,kepada mengenal sifat-sifat,mengenal
asma'-asma',dan kepada af'alNya.
Tinjaun secara ilmiah
Sulthan adalah sebuah kekuatan atau energi yang terdapat
pada semesta ini, Syarikul Autad adalah kumpulan kekuatan kekuatan yang
merupakan pusat energi atau dapat dikatakan inti zat yang selalu dikejar
oleh ion ionnya sehingga menimbulkan gerak getaran gelombang yang terus
menerus di alam ini dan terjadi senyawa senyawa baru dari ion ion yang
melepaskan diri dengan ledakan ledakannya.
Jizbatul Haqqul
Karomah adalah kekuatan daya tarik atau magnit kebenaran dari
kemuliannya.atau dapat dikatakan daya tarik positip yang menjadi aura
pada sebuah kekuatan.
Sulthan Syarikul Autad Jizbatul Haqqul
Karomah,merupakan kekuatan daya tarik haq adalah fitrah yang meliputi
fartikel zat semesta.yang merupakan potensi yang terdapat pada diri
manusia.
Maspanji Sangaji Samaguna Indonesia ( MPSSGI ) adalah
sebuah wadah sebagai tempat latihan untuk menumbuhkanan,pengembangan
potensi jizby atau daya tarik yang nerupakan natural magnetik yang
terdapat pada tubuh manusia.Apabila Jizby/jazbah atau daya tarik ini
tumbuh kuat pada tubuh,maka tubuh akan bergetar.
Di dalam Kitab Darun Nafis Syeikh Al Banjari disebutkan ," Sebuah Daya
Tarik,dan dari beberapa Daya Tarik Haq,tidak dapat disamakan dengan
segala amalan bangsa jin dan manusia yang berat berat ",hal ini
menjelaskan perbandingan kekuatan antara Jazbah/Daya Tarik Haq dan
amalan.Dari satu biji zarah Daya Tarik Haq kadarnya lebih kuat dari
segala amalan bangsa jin dan manusia yang staqoliyn yaitu amalan bangsa
jin dan manusia yang berat berat.
Seperti kata
Syeikh Al Jauhari orang orang yang dialiri oleh jizby atau daya tarik
ini,maka tubuhnya akan bergetar,ibarat sepotong jarum yang didekatkan
dengan magnit,Apabila potensi jazbah ini sudah tumbuh kuat pada diri
manusia,dengan latihan latihan tertentu yang dikembangkan oeh Maspanji
Sangaji Samaguna Indonesia ,maka jizby tersebut dapat digunakan untuk
berbagai macam kebutuhan yang bersifat dzohir maupun bathin.
3-PERBEDAAN JAZBAH DAN SULUK
Para Masyaikh Naqsabandiyah mengatakan bahwa:
Meneruskan Zikir Ismu Zat akan menghasilkan Jazbah,Jazbah adalah daya
tarikan daripada Allah dengan cepat,Zikir Nafi Itsbat akan menghasilkan
perjalanan Suluk dengan cepat.Seseorang yang telah mendapatkan
Jazbah/daya tarik oleh Allah swt dengan ciri cirinya seluruh tubuhnya
bergetar ,digelarkan sebagai Mazjub Salik/majzubien ketika seseorangyang
menempuh Suluk dengan Taufiq Allah swt,orang tersebut dipanggil sebagai
Salik Mazjub.
4-PERBEDAAN ANTARA SALIK DAN MAJZUB
Ada perbedaan yang jelas antara Salik Mazjub dan Majzub Salik.Seorang
Salik Mazjub telah melalui berbagai peringkat keruhaniandan mengetahui
tentang seluk-beluk dalam perjalanan keruhanian.
Seorang Mazjub Salik adalah seperti seorang yang telah dibawa kekuatan
daya tarik zatnya di dalam sebuah kekuatan daya tarik tanpa usahanya
sendiridan tanpa hawa nafsu,pemikirin, keinginan dan kepandaian,hanya
dengan daya tarikan zat atau Jazbah/jizby yang bergetar dengan gerak
gelombang haq ,mereka mengenal segala rahasia ilahi semata mata karena
jazbah/jizby,Jazbah akan bergerak dengan getaran refleksi zatnya.
Dalam Suluk, seseorang Salik menempuh perjalanan keruhanian dengan usaha
dan amalannya,tetapi dalam Jazbah, segala peningkatan keruhanian
adalah sematamata limpahan karunia dari Allah swt.Selagi tidak ada
Jazbah/ daya tarikan zatnya,maka seseorang itu tidak akan dapat mencapai
darjat WilayatYaitu derajat Kewalian dari sisi Allah Subhanahu Wa
Ta'ala
5-PENDAPAT SYEIKH AHMAD FATANI TENTANG MAJZUB
Orang majzub adalah orang yang ditarik oleh kekuatan daya tarik Allah Taala ciri ciri majzub itu nyata,adalah seluruh tubuh bergetar dengan jizbynya atau grafitasi haq.
Diri ditarik bagai tarikan magnit kepada beberapa hal hal yang mulia dan kepada beberapa maqam yang tinggi dalam ilmu .daya tarik haq yang menarik dengan tempo yang singkat.Tarikan tersebut tanpa menggunakan kemauan ,pikiran dan kepandaian.
Orang ini dapat sampai kepada segala hal dan dapat mengenal segala
maqam dalam masa yang singkat. seperti orang menaiki keretapi express
dalam tempo 30 hari untuk perjalanan dapat dicapai dengan 3 hari saja
Itulah perbandingan orang Majzub dan orang salik,
Kekuatan getaran
daya tarik haqq itu berlaku pada orang orang rabbany yaitu mereka yang
sudah tertarik oleh kekuatan atau Sulthan Syarikul Autadil Haq,ibarat
sepotong jarum yang ditarik oleh magnit,sehingga seluruh tubuhnya
bergetar.
Orang yang telah menafikan/meniadakan sifat sifat dirinya,dan
sifat sifat kekuatan getaran haq menjadi gerak getaran gelombangnya pada
dirinya,sehingga mereka tak memiliki daya kekuatan kecuali kekuatan jizbatul haq/kekuatan daya tarik haq.
Orang tertarik oleh kekuatan jazbah kepada sifat sifat
Rabbaniyah, mereka dapat melihat rahasia rahasia asyiak disisi
asyiak.
Segalanya terbuka baginya,semata mata dengan autadillah tiada
daya dan upaya pada dirinya,tiadalah kekuatan dirinya ,fana'lah segala
kekuatan dirinya yang ada dan nyata hanyalah sulthonulloh dalam gerak
getaran gelombang haq,yaitu kekuatan haq yang menarik dengan daya
tariknya jazbatul haqqul karomah,atau kekuatan kekuatan daya tarik
kemuliannya .kekuatan itulah yang menarik dengan kekuatan
zat,sifat,asma' dan af'alnya